Jules Rimet
alam sejarah Piala Dunia, FIFA mengeluarkan dua piala. Piala yang pertama diberi nama resmi Jules Rimet Cup, sedangkan piala yang kedua FIFA World Cup. Piala yang kedua dikeluarkan setelah FIFA memutuskan bahwa Jules Rimet Cup menjadi milik abadi tim Brasil sebagai penghargaan atas keberhasilannya menjadi juara dunia sebanyak tiga kali. Tropi FIFA World Cup diresmikan pada Piala Dunia 1974 di Jerman Barat dan menjadi lambang supremasi sepakbola dunia hingga sekarang. Entah nanti apakah FIFA akan mengganti piala lagi bilamana Jerman, Italia, Argentina, atau Brasil menjadi juara yang ketiga kalinya sejak FIFA World Cup diperebutkan. Kita tunggu saja.
Kembali ke Jules Rimet Cup. Trofi ini sebenarnya memiliki nama lain, yaitu Victory. Akan tetapi akhirnya FIFA memutuskan untuk memberinya nama Jules Rimet pada tahun 1946 sebagai penghormatan kepada penggagas Piala Dunia, Presiden FIFA waktu itu, Jules Rimet.
Piala Jules Rimet terbuat dari bahan perak sterling dan bahan dasar lapis lazuli berlapis emas. Piala ini memiliki tinggi 35 cm dan berat 3,8 kg. Model yang terdapat pada piala ini menggambarkan Dewi Nike bersayap, yang menurut bangsa Yunani dianggap sebagai dewi Kemenangan. Piala ini merupakan buah karya Abel Lafleur.
Piala Jules Rimet menuju Montevideo, Uruguay pada tanggal 21 Juni 1930, diangkut oleh kapal Conte Verne, dari Villefranche-sur-Mer, sebelah selatan kota Nice. Bersama dengan keberangkatan piala ini, ikut pula rombongan tim Prancis, Rumania, dan Belgia dalam kapal itu.
Selama pecahnya Perang Dunia II, piala Jules rimet disimpan oleh Ottorino Barassi, Wakil-Presiden FIFA dari Italia, yang sekaligus Presiden FIGC. Ia secara diam-diam memindahkan piala dari sebuah bank di kota Roma dan menyembunyikannya di dalam sebuah kardus bungkus sepatu agar tidak disita oleh tentara Nazi.
Pada tanggal 20 Maret 1966, "cobaan" datang lagi pada diri piala ini. Empat bulan sebelum kick-off Piala Dunia 1966 Jules Rimet dicuri pada saat dipamerkan di Westminster Central Hall. Beruntung sekali bahwa piala ini tidak jadi hilang karena ditemukan tujuh hari kemudian, terkubur di sebuah taman kota di daerah Upper Norwood, London Selatan. Saat ditemukan, piala tersebut terbungkus oleh kertas koran.
Sayang sekali bahwa Jules Rimet kembali hilang. Kali ini tanpa dapat diketemukan kembali. Piala ini dicuri pada tahun 1983. Belum ada pihak yang mengetahui siapa sebenarnya pencuri piala bersejarah tersebut.
Di atas itu semua, semangat Jules Rimet tetap membara di dalam dada setiap pelaku sepakbola Piala Dunia. Hilangnya Jules Rimet Cup sepertinya membawa pesan bahwa sepakbola adalah sebuah anugerah yang tak dapat dinilai dan diukur secara fisik. Sepakbola adalah sebuah sarana yang dapat mempersatukan umat manusia di seluruh dunia. Inilah semangat yang sekiranya menjadi impian puncak Almarhum Jules Rimet.
Our game is Football. Our game is Fair Play. The Fair Play is Priceless...
Kembali ke Jules Rimet Cup. Trofi ini sebenarnya memiliki nama lain, yaitu Victory. Akan tetapi akhirnya FIFA memutuskan untuk memberinya nama Jules Rimet pada tahun 1946 sebagai penghormatan kepada penggagas Piala Dunia, Presiden FIFA waktu itu, Jules Rimet.
Piala Jules Rimet terbuat dari bahan perak sterling dan bahan dasar lapis lazuli berlapis emas. Piala ini memiliki tinggi 35 cm dan berat 3,8 kg. Model yang terdapat pada piala ini menggambarkan Dewi Nike bersayap, yang menurut bangsa Yunani dianggap sebagai dewi Kemenangan. Piala ini merupakan buah karya Abel Lafleur.
Piala Jules Rimet menuju Montevideo, Uruguay pada tanggal 21 Juni 1930, diangkut oleh kapal Conte Verne, dari Villefranche-sur-Mer, sebelah selatan kota Nice. Bersama dengan keberangkatan piala ini, ikut pula rombongan tim Prancis, Rumania, dan Belgia dalam kapal itu.
Selama pecahnya Perang Dunia II, piala Jules rimet disimpan oleh Ottorino Barassi, Wakil-Presiden FIFA dari Italia, yang sekaligus Presiden FIGC. Ia secara diam-diam memindahkan piala dari sebuah bank di kota Roma dan menyembunyikannya di dalam sebuah kardus bungkus sepatu agar tidak disita oleh tentara Nazi.
Pada tanggal 20 Maret 1966, "cobaan" datang lagi pada diri piala ini. Empat bulan sebelum kick-off Piala Dunia 1966 Jules Rimet dicuri pada saat dipamerkan di Westminster Central Hall. Beruntung sekali bahwa piala ini tidak jadi hilang karena ditemukan tujuh hari kemudian, terkubur di sebuah taman kota di daerah Upper Norwood, London Selatan. Saat ditemukan, piala tersebut terbungkus oleh kertas koran.
Sayang sekali bahwa Jules Rimet kembali hilang. Kali ini tanpa dapat diketemukan kembali. Piala ini dicuri pada tahun 1983. Belum ada pihak yang mengetahui siapa sebenarnya pencuri piala bersejarah tersebut.
Di atas itu semua, semangat Jules Rimet tetap membara di dalam dada setiap pelaku sepakbola Piala Dunia. Hilangnya Jules Rimet Cup sepertinya membawa pesan bahwa sepakbola adalah sebuah anugerah yang tak dapat dinilai dan diukur secara fisik. Sepakbola adalah sebuah sarana yang dapat mempersatukan umat manusia di seluruh dunia. Inilah semangat yang sekiranya menjadi impian puncak Almarhum Jules Rimet.
Our game is Football. Our game is Fair Play. The Fair Play is Priceless...