1982 Spanyol
From zero to hero. Itu julukan yang tepat diberikan kepada Paolo Rossi. Punggawa Juventus ini sebelumnya terlibat dalam kasus suap; akan tetapi ia membuktikan bahwa dirinya masih berarti bagi bangsa dan negara. Rossi menjadi top scorer edisi 1982 dan membawa Italia menjadi juara dunia untuk ketiga kalinya (2 trofi Jules Rimet; 1 trofi FIFA World Cup). Dino Zoff pun tak mau ketinggalan membuat sejarah sebagai orang tertua yang tampil di final dan menang. Sementara untuk posisinya sebagai kapten-penjaga gawang, Zoff mengikuti jejak Gianpiero Combi pada tahun 1938. Espana'82 menyisakan cerita manis bagi Bryan Robson. "Captain Marvel" ini menjadi pencetak gol tercepat. Espana'82 menyisakan cerita pahit bagi Diego Maradona. Pemuda yang mengorbit lewat Piala Dunia U-17 tahun 1979 di Tokyo (salah satunya mengalahkan Indonesia dengan skor 5-0), tampaknya masih terlalu hijau bertarung di Piala Dunia. Aksinya menginjak perut pemain Brasil membuat Maradona diusir dari lapangan. Sebuah fakta yang bertolak belakang dengan nuansa yang didengang-dengungkan sebelumnya. Bahkan sebelumnya, pada pemilihan nomor punggung Maradona ngotot untuk memakai nomor punggung 10 yang sebelumnya dikenakan oleh Mario Kempes. Kempes pun mengalah dengan memilih nomor 11. Sementara itu, pemain Irlandia Utara, Norman Witheside, memecahkan rekor Pele sebagai pemain termuda yang tampil di Piala Dunia. Aljazair membuat kejutan dengan mengalahkan Jerman Barat 2-1 melalui gol Lakhdar Belloumi dan Rabah Madjer, tetapi mereka gagal lolos ke babak selanjutnya. Konon kabarnya, semua itu karena "ulah" Austria yang memberikan kemenangan kepada negara serumpun, Jerman Barat. Kelak, nama Rabah Madjer benar-benar menjadi momok bagi tim Jerman. Bersama FC Porto, ia mencetak gol dan mengalahkan Bayern Munich di final Piala Champions 1987 di kota....Wina! A-ha!!! Truth was truly out there...
0 comments:
Post a Comment